Responsive Ad Area

Share This Post

Entertainment / Ternak / Uncategorized

Parade Cikar Kediri: Pelestarian Transportasi Tradisional yang Mendunia

Parade Cikar Kediri: Pelestarian Transportasi Tradisional yang Mendunia

Kediri – Parade Cikar di Kabupaten Kediri menjadi salah satu acara tahunan yang terus menarik perhatian warga, baik lokal maupun wisatawan dari luar daerah. Dalam tiga tahun terakhir, parade ini menjadi simbol pelestarian budaya dan transportasi tradisional yang masih dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di sektor pertanian. Cikar, sebagai alat transportasi yang ditarik oleh sapi, masih banyak digunakan oleh masyarakat Kediri untuk mengangkut hasil pertanian, terutama di daerah pedesaan.

Pertumbuhan Peserta Parade Cikar

Pada perhelatan yang ketiga ini, sebanyak 41 cikar berpartisipasi, meningkat dari jumlah tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh 31 cikar. Para peserta parade berasal dari 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Kediri. Parade ini menjadi lebih semarak dengan jumlah peserta yang terus bertambah setiap tahunnya. Start parade tetap dimulai dari kawasan wisata Taman Totok Kerot, sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kediri.

Rute Parade yang Menarik

Parade Cikar ini juga mengambil rute yang melewati kawasan wisata terkenal Simpang Lima Gumul, ikon dari Kabupaten Kediri yang sering disebut sebagai “Arc de Triomphe”-nya Indonesia. Finish parade ditentukan di area Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri, yang menjadi titik akhir dari perhelatan tersebut. Rute yang dipilih tidak hanya memberikan hiburan bagi peserta dan penonton, tetapi juga mengenalkan ikon-ikon wisata Kediri kepada para wisatawan.

Edukasi Budaya untuk Generasi Muda

Menurut Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa , Parade Cikar ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan juga bertujuan untuk memberikan edukasi budaya kepada generasi muda tentang keberadaan alat transportasi tradisional yang menggunakan tenaga hewan. Dewi berharap bahwa dengan adanya parade ini, masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih memahami dan menghargai transportasi tradisional yang pernah digunakan oleh nenek moyang mereka. “Sekaligus memberikan edukasi kepada generasi saat ini adanya alat-alat transportasi pada zaman dahulu yang menggunakan tenaga hewan ternak. Parade ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya di Kabupaten Kediri ujarnya pada Sabtu (07/09/2024).

Antusiasme Peserta yang Tinggi

Drh. Tutik Purwaningsih, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, menyampaikan bahwa antusiasme peserta parade tahun ini sangat tinggi. Meski sebagian besar peserta berasal dari Kabupaten Kediri, ada juga peserta yang datang dari luar kota yang menunjukkan minat besar terhadap acara ini. Namun, karena parade ini masih difokuskan untuk pemilik cikar di Kediri, peserta dari luar kota untuk sementara waktu belum bisa diikutsertakan.

“Sementara kami belum akomodir dan mungkin tahun depan akan kami perluas lagi. Jadi kami sesuaikan dengan ritme di kabupaten Kediri.” ujar Tutik.

Perawatan Sapi Sebelum Parade

Tutik juga menjelaskan bahwa sebelum mengikuti parade, sapi-sapi yang akan menarik cikar diberikan perawatan khusus, termasuk pemberian vitamin agar kondisi mereka tetap prima selama parade berlangsung. “Alhamdulillah, sapi-sapi tersebut dalam kondisi yang sehat dan siap mengikuti parade,” tambahnya.

Foto Pemberian Vitamin Oleh Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri

Ikon Wisata Kabupaten Kediri

Parade Cikar Kediri tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga diharapkan dapat menjadi ikon wisata yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, menekankan bahwa acara ini memiliki potensi besar untuk menarik minat wisatawan, terutama mereka yang berasal dari perkotaan, di mana alat transportasi seperti cikar sudah jarang ditemui.

“Parade ini kami harapkan bisa menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Kediri, terutama bagi masyarakat perkotaan yang mungkin sudah jarang melihat alat transportasi tradisional seperti cikar. Kami berharap parade ini bisa menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar Kediri,” jelas Adi.

Cikar: Simbol Keberlanjutan dan Kearifan Lokal

Cikar bukan hanya sekadar alat transportasi kuno, tetapi juga merupakan simbol keberlanjutan dan kearifan lokal yang masih relevan di era modern. Dengan semakin berkembangnya teknologi, penggunaan alat transportasi tradisional seperti cikar mungkin mulai ditinggalkan di banyak daerah. Namun, di Kabupaten Kediri, cikar tetap hidup sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, terutama di bidang pertanian. Parade Cikar Kediri menjadi momen penting untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan ini kepada generasi selanjutnya.

Peran Penting Parade Cikar dalam Pengembangan Pariwisata Kediri

Seiring dengan semakin populernya event ini, Parade Cikar Kediri memiliki peran penting dalam pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri terus berupaya menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan yang mendukung promosi wisata lokal. Selain parade cikar, Kabupaten Kediri juga memiliki banyak potensi wisata lainnya yang dapat dipromosikan melalui acara-acara budaya seperti ini.

Peluang Pengembangan Event di Tahun Mendatang

Dengan semakin bertambahnya jumlah peserta dan antusiasme masyarakat, ada harapan bahwa Parade Cikar Kediri akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Pemerintah Kabupaten Kediri bersama dengan pihak terkait diharapkan dapat memperluas cakupan acara, termasuk mengikutsertakan peserta dari luar kota, sehingga parade ini dapat menjadi lebih inklusif dan mendunia.

Keterlibatan Masyarakat dalam Pelestarian Budaya

Salah satu hal penting yang membuat Parade Cikar ini sukses adalah keterlibatan masyarakat. Partisipasi aktif dari warga lokal, baik sebagai peserta maupun penonton, menunjukkan bahwa pelestarian budaya tradisional bisa berhasil jika didukung oleh semua pihak. Masyarakat Kabupaten Kediri telah membuktikan bahwa mereka memiliki komitmen kuat untuk melestarikan warisan leluhur mereka.

Kesimpulan

Parade Cikar Kediri bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga merupakan simbol penting dari pelestarian transportasi tradisional dan kearifan lokal di Kabupaten Kediri. Dengan semakin berkembangnya acara ini, diharapkan Parade Cikar dapat menjadi ikon wisata yang mendunia, menarik minat wisatawan dari berbagai daerah, sekaligus memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan budaya. Antusiasme yang tinggi dari peserta dan masyarakat menunjukkan bahwa budaya tradisional seperti cikar masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Kediri.


FAQ tentang Parade Cikar Kediri

1. Apakah Parade Cikar hanya diadakan di Kediri?
Ya, saat ini Parade Cikar khusus diadakan di Kabupaten Kediri, namun tidak menutup kemungkinan bahwa acara ini akan diperluas dan mengundang peserta dari luar kota pada tahun-tahun mendatang.

2. Bagaimana cara sapi-sapi dirawat sebelum mengikuti parade?
Sapi-sapi yang mengikuti parade diberikan perawatan khusus, termasuk pemberian vitamin untuk memastikan mereka dalam kondisi prima saat menarik cikar.

3. Apakah ada rencana untuk mengikutsertakan peserta dari luar Kediri?
Menurut panitia, ada rencana untuk memperluas partisipasi peserta dari luar Kediri pada tahun-tahun mendatang, namun hal ini masih dalam tahap pertimbangan.

4. Apa tujuan utama diadakannya Parade Cikar?
Tujuan utama Parade Cikar adalah untuk melestarikan transportasi tradisional dan memberikan edukasi budaya kepada generasi muda tentang alat transportasi yang menggunakan tenaga hewan.

5. Bagaimana rute Parade Cikar?
Rute Parade Cikar dimulai dari kawasan wisata Taman Totok Kerot, melewati Simpang Lima Gumul, dan berakhir di area Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri.

Share This Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>